Asa Membentuk Guru Penghayat Kepercayaan
Asa Membentuk Guru Penghaya Kepercayaan – Pada pertengahan 2021, Wildhan melepaskan pekerjaannya sebagai staf di dalam Pemerintahan Desa Mekarsaluyu, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Wildan lolos pemilihan Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) agar berkuliah di Program Studi (Prodi) Pendidikan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME) Fakultas Bahasa dan Budaya (FBB) Universitas 17 Agustus (Untag) Semarang, Jawa Tengah. Sebagai warga desa, perasaan Wildhan saat itu senang bercampur bangga. Karena Wildhan mengaku sangat ingi menempuh pendidikan tinggi selepas dia menyelesaikan program pedidikan kesetaraan paket C pada 2014.
Mimpi Wildhan untuk melanjutkan pendidikan ke peruguran tinggi akhirnya terwujud. Progam studi tersebut sangat seperti yang di harapkan Wildhan yaitu penghayat kepercayaan dari paguyuban Budi Daya. Maka dari itu, sejak tahun 2020 dia didapuk untuk menjadi penyuluh bagi siswa penghayat kepercayaan dari paguyuban Budi Daya yang duduk di bangu kelas I di sejumlah sekolah menengah atas (SMA) atau sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kabupaten Bandung Barat.
Menurut Para Pakar Studi Agama
Jumlah pengjar bagi siswa penghayat di berbagai wilayah di Indoensia masih minim ungkap Samsul Maarif Dosen Program Studi Agama dan Lintas Budaya (CRCS) UGM. Jumlah penyuluh penghayat kepercayaan sangatlah terbatas di kota solo dan sekitarnya, ungkap Sekretaris MLKI Solo Gress Raja. Di Soloraya hanya ada satu penyuluh yang memiliki sertifikat itupun berdomisili di Kabupaten Sukoharjo, menurut Gress. “Setiap penyuluh penghayatan mempunyai sertifikat, termasuk saya juga.
Dan kami sebagai pengajar bagi siswa penhayat juga merasa perlu di naikkan kompetensinya,” ujar Wildhan saat berbincang di Kampus FBB Untag Semarang. Saat ini Wildhas sudah menginjak semester tiga di bangku perkuliahan. Maka dari itu, Wildhan masih aktif mengajar sebagai penyuluh penghayat kepercayaan. “Saya tetap megajar siswa penghayat kepercayaan lewat daring atau online di saat perkuliahan saya sudah dilaksanakan secara tatap muka,”ucap Wildhan.
Perjalanan Wildhan Sebagai Penyuluh Siswa Penghayat Kepercayaan
Wildhan membagikan perjalanannya saat melakoni peran sebagai penyuluh siswa penghayat kepercayaan, dia juga melaksanakan pembelajaran layaknya pengajar seperti menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), mengajar, menyusun soal, dan memberikan nilai kepada siswa. Wildhan bercerita sewaktu awal menjadi penyuluh, daftar siswa penghayat kepercayaan yang sudah didata oleh paguyubannya. Karena itu, dia mendatangi satu persatu SMA yang berada di wilayah pengajarannya terdapat siswa penghayat kepercayaan.” Untuk beberapa sekolah ada yang tidak mau saya menggunakan komikasi jarak jauh karea waktu itu sedang pandemi,”ungkap wildhan.
itulah informasi mengenai asa membentuk guru penghayat kepercayaan, Semoga informasi di atas sangat bermanfaat. Untuk kalian yang ingin update seputar pendidikan bisa kunjungi pondokminangjaya.com. Jangan sampai ketinggalan ya!